Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan yang islami) merupakan frase terindah dalam kehidupan seorang muslim, dengannya hidup lebih berarti, dengannya dunia penuh cinta Rabbani, dengannya atmosphere surgawi tergambar. Ia adalah anugerah yang begitu besar dan suatu rasa yang suci. Ia merupakan keniscayaan dari keimanan dan ketakwaan yang memiliki pengaruh positif bagi jiwa-jiwa yang berada dalam naungan-Nya.
Akan tetapi, ketahuilah bahwa persaudaraan itu tidak akan pernah tegak tanpa ada persamaan iman dan keimanan tidak akan sempurna tanpa ada rasa persaudaraan. Sebagaimana persahabatan sejati tidak akan terjalin tanpa kesatuan takwa dan ketakwaan tidak bernilai tanpa persahabatan.
Oleh karena itu, keimanan yang tidak membuahkan persaudaraan, hanya akan melahirkan hubungan atas dasar kepentingan pribadi, sedangkan persaudaraan yang tidak dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan hanya akan memunculkan permusuhan dan kebencian. Hal ini nampak, ketika orang-orang berlomba-lomba mengejar dunia yang hanya memiliki satu pintu. Mereka saling sikut bahkan menyakiti saudaranya. Mereka lupa bahwa kehidupan duniawi hanya sementara dan membuat lelah para pemujanya, dan akhirat jauh lebih baik dan kekal.
Akan tetapi, ketahuilah bahwa persaudaraan itu tidak akan pernah tegak tanpa ada persamaan iman dan keimanan tidak akan sempurna tanpa ada rasa persaudaraan. Sebagaimana persahabatan sejati tidak akan terjalin tanpa kesatuan takwa dan ketakwaan tidak bernilai tanpa persahabatan.
Oleh karena itu, keimanan yang tidak membuahkan persaudaraan, hanya akan melahirkan hubungan atas dasar kepentingan pribadi, sedangkan persaudaraan yang tidak dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan hanya akan memunculkan permusuhan dan kebencian. Hal ini nampak, ketika orang-orang berlomba-lomba mengejar dunia yang hanya memiliki satu pintu. Mereka saling sikut bahkan menyakiti saudaranya. Mereka lupa bahwa kehidupan duniawi hanya sementara dan membuat lelah para pemujanya, dan akhirat jauh lebih baik dan kekal.
Berbeda kenyataannya dengan jiwa seorang manusia yang dihiasi oleh keimanan dan diwarnai oleh ketakwaan, jika secara tiba-tiba bertemu dengan yang menyerupainya dalam keimanan dan ketakwaan, maka sejak pertama kali bertemu, ia akan langsung merasakan keramahan dari jiwa yang ditemuinya, dan sejak pertama kali berkenalan, ia akan langsung merasakan adanya ketulusan darinya. Sehingga keduanya bersatu dan hati keduanya pun saling menarik merengkuh saudaranya, seolah-olah ia adalah hati yang padu dan dibingkai dengan cinta karena Allah.
Tahukah engkau betapa besar keutamaan persaudaraan atau cinta yang dilandasi cinta karena-Nya ? berikut akan dijelaskan keutamaan cinta dan persaudaraan yang dirajut karena Allah azza wa jalla :
Tahukah engkau betapa besar keutamaan persaudaraan atau cinta yang dilandasi cinta karena-Nya ? berikut akan dijelaskan keutamaan cinta dan persaudaraan yang dirajut karena Allah azza wa jalla :
- Cahaya di wajah mereka
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah Saw bersabda: “Kelak pada hari kiamat, ada sebagian dari hamba Allah, mereka bukan dari golongan Nabi-nabi, tidak juga termasuk golongan para Syuhada. Namun kedudukan mereka di sisi Allah, membuat iri para Nabi dan Syuhada. Mereka (para sahabat) berkata: ‘Wahai Rasulullah, tidakkan Engkau memberitahukan kepada kami, Siapa mereka itu?’. Nabi bersabda: “Mereka adalah segolongan manusia yang saling mencintai karena ruh Allah (anugrah-Nya), walaupun mereka tidak bertalian keluarga dan tidak ada harta benda yang mereka bagi bersama. Demi Allah! pancaran wajah mereka adalah cahaya dan sungguh mereka diliputi cahaya. Mereka tidak merasa takut, walaupun manusia yang lainnya takut. Mereka tidak merasa sedih walaupun manusia yang lainnya sedih”. - Dosa mereka terampuni
Hal itu berdasarkan pada riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thabrâny, bahwa Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya seorang Muslim, apabila ia berjumpa dengan saudaranya yang Muslim, lalu ia memegang tangan saudaranya (bersalaman) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya dedaunan dari pohon yang kering pada hari terjadinya angin topan. Dan Allah mengampuni dosa keduanya walaupun ia sebanyak buih di lautan”. - Pada hari Kiamat, mereka berada di bawah lindungan Arsy Allah
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: “Kelak pada hari kiamat, Allah Swt berkata: ‘Dimana mereka yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini, Aku akan melindungi mereka di bawah naungan-Ku. Yaitu hari yang tidak ada tempat berlindung kecuali dibawah naungan-Ku”. - Mereka berada dalam naungan Cinta Ilahi
Hal itu didasarkan pada riwayat Imam Malik dimana Rasulullah Saw bersabda: “Allah berkata: ‘Kecintaan-Ku menjadi suatu keniscayaaan bagi orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, yang saling mengunjungi karena-Ku dan saling memberi karena-Ku”.
Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang pergi mengunjungi saudaranya di kampung lain. Lalu Allah menyiapkan seorang malaikat di tengah jalan (yang akan dilaluinya). Ketika orang itu sampai, malaikat itu bertanya: ‘Hendak kemanakah engkau? Ia berkata: ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di kampung ini’. Malaikat itu bertanya lagi: ‘Apakah kamu ada mengharapkan sesuatu keuntungan dari mengunjunginya?. Ia berkata: ‘tidak’, selain karena aku mencintainya karena Allah ta’ala. Malaikat itu berkata: ‘(ketauhilah) Sesungguhnya aku adalah malaikat yang diutus Allah untuk memberitahukan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya”. - Mereka berada di surga Allah dan keridhoan-Nya.
Imam Tirmidzy meriwayatkan suatu hadis dari Rasullah Saw. Beliau bersabda: “Barang siapa yang mengunjungi seseorang yang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka seorang penyeru akan menyerunya (malaikat): “kamu telah berbuat baik dan tempat berjalanmu juga baik. Dan kelak, kamu akan mendapatkan suatu tempat (yang baik) di surga”. - Mereka akan dapat merasakan kelezatan Iman.
Syaikhâny meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa Beliau bersabda: “Tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya, maka ia telah (atau akan) merasakan kelezatan iman; Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dia tidak mencintai saudaranya kecuali karena Allah dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka”.
(Disarikan dari buku Al-UKHUWAH AL-ISLâMIYYAH oleh Abdullah Nâshih Ulwan)
Merajut Ukhwah Islamiyah Karena-Nya
4/
5
Oleh
Unknown
Memberikan komentar yang sopan
Tidak mengandung SARA/Porno
Menggunakan Bahasa yang mudah di pahami