Satu kata sejuta makna. Banyak diantara kita ingin menjadi seorang penulis sejati yang mampu memberikan manfaat bagi sesama. Namun layaknya layar yang telah terkembang, ada saja deru badai yang siap menerjang kita. Banyak diantara kita yang harus menutup buku mimpinya untuk menjadi seorang penulis karena beberapa faktor. Diataranya, malas yang terus mengikuti kita. Selalu menunda waktu untuk menulis. Tidak mau berletih dalam belajar menjadi yang terbaik. Dan selalu ada suara-suara sumbang yang menyayat hati kita, sehingga kita pasrah dan tak ingin menulis lagi.
Namun ingatlah bahwa kita adalah pejuang-pejuang akhir zaman yang siap berperang melalui ujung-ujung pena kita. Menyampaikan kebenaran dan berseru kepada kebajikan dalam setiap tulisan yang kita buat. Tapi mengapa kita harus menulis?
• Karena dakwah tak haruslah di mimbar.
Dakwah adalah sebuah mantra indah yang siap menyihir kita untuk tetap saling memegang erat dalam tali agama Allah ini. Tak harus di mimbar dalam menyampaikan kebenaran dan kebajikan. Tapi marilah kita mengores qalam ilahi melalui sebuah tulisan. Luruskan niat bahwa kita menulis untuk membantu agama Allah, hingga keikhalasan itu akan berbuah syurga terhadap hamba-hamba yang menolong Agama Islam.
• Mensyukuri nikmatnya.
Bila lautan yang menjadi tinta penamu, maka itu terlalu sedikit untuk kau tuliskan segala nikmat, rahmat dan kemahadigdayaannya. Menjadi seorang muslim hendaklah kita bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan pada kita. Salah satu bentuk kesyukuran hamba terhadap tuhannya adalah mampu memanfaatkan potensi yang ia milikinya untuk tetap berjihad di jalan Allah.
Banyak nikmat-nikmat Allah yang terhampar ruah diluar sana. dengan semangat yang membara mari kita jelajahi rahmat dan nikmat yang Allah berikan pada diri kita melalu sebuah goresan.
• Membangun peradaban.
Menulislah maka kau akan membangun peradaban yang gemilang. Jika kita mengambil semangat juang para sahabat-sahabat terdekat baginda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tentu kita akan tahu hakekat dalam hidup ini. kita adalah pemuda-pemuda yang siap membangun peradaban bangsa dalam syariat yang benar. Dengan menulis kita mampu membendung tulisan-tulisan yang tidak layak untuk diterbitkan. Banyak tulisan diluar sana yang mengajak kepada kezholiman, dan tentu disinilah tugas kita sebagai seorang ummat islam dalam membendung tulisan yang tidak bermanfaat bagi kita.
• Menjadi yang diimpikan
Mimpi. Banyak diantara kita yang pernah menyelipkan mimpi dibalik doa-doa yang kita panjatkan dalam setiap sujud kita. Apakah kalian mengenal sosok Asma nadia, Habiburrahman, atau Salim a fillah? Mereka adalah penulis-penulis muslim yang menyumbangkan sumbangsinya terhadap islam melalui tulisan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki mimpi. Kita perlu mimpi untuk melejutkan semangat kita dalam menggapainya, dan satu hal yang terpenting yakni tetaplah berdoa dalam sejud kita.
• La tahzan.
Menulis adalah jalan dakwah yang harus kita tempuh dengan sekuat tenaga. Membutuhkan perjuangan besar dalam menggapainya. Bila kita terjatuh, lekaslah bangkit. Bila kita tersandung, maka bergegaslah bangun. katakan pada dunia bahwa kita memiliki Allah yang memeluk mimpi-mimpi kita. Jangan pernah berhenti untuk terus mencoba. Kegagalan adalah kewajaran, karena ia yang mengajarkan kita untuk menjadi seorang pemenang. La tahzan, Allah selalu bersama kita.
Oleh : Fathul Khair Tabri
La Tahzan !!!
4/
5
Oleh
Unknown
Memberikan komentar yang sopan
Tidak mengandung SARA/Porno
Menggunakan Bahasa yang mudah di pahami